Minggu, 18 Januari 2009

STRES DAN KEKERASAN

Stres melanda kalangan atas dan bawah.
Banyak tindak kekerasan yang disebabkan oleh stres.
Pergaulan sosial bisa jadi resep?

Widodo sebetulnya tak pernah bermaksud menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri. Tapi itulah yang terjadi pada akhir bulan lalu.

Anaknya mati terpanggang ketika laki-laki 25 tahun itu membakar rumah mertuanya. Kehidupan yang keras sebagai supir mikrolet di Jakarta dan penolakan berkali-kali dari istrinya ketika diajak berhubungan intim, telah menjadi penyulut malapetaka itu.

Rasidi sebut saja begitu, seorang manager di sebuah perusahaan konglomerat membuat terkejut rekan-rekan sekantornya karena tiba-tiba saja ia berteriak-teriak, membanting kursi kerjanya ke arah pintu hingga mengenai seorang seketaris yang bernama Yeni yang baru akan masuk ruangan.

Rasidi juga mengobrak-abrik filing cabinet. Tapi setelah itu tubuhnya lunglai dan nafasnya terengah-engah. Pada kali lain ia hanya merunduk selama berjam-jam tanpa berbuat apa-apa.

Pasalnya Rasidi merasa tidak bisa naik karier lagi dengan dicomotnya manager cangkokan dari luar sebagai general manager. Padahal Rasidi sangat berambisi menduduki posisi GM itu dan ia pun bekerja keras untuk bisa mencapai ambisinya.

Tapi apa boleh buat, Direksi mengambil keputusan lain. Rasidi sangat kecewa, akhirnya Psikolog perusahaan menganjurkannya ambil cuti. Diduga Rasidi mengalami stres berat.

Kita hampir setiap hari mendengar istilah stres, apakah itu di kantor , di rumah maupun dalam pergaulan sosial lain. Iis yang periang mendadak menjadi uring-uringan di kantor hanya karena terjebak kemacetan Jakarta.

"Gue lagi stres ni.." kata Iis ketika diprotes teman-temannya.

Munawir yang istrinya akan ulang tahun pun mengalami stres, "saya belum ketemu kado yang cocok soalnya".

Halim yang pembawaannya tenang dan dewasa pun mengalami stres, karena ia harus menghadapi calon mertuanya besok malam.

Jadi apa sih sebenarnya stres itu.. ???

Dalam fisiologi (ilmu yang berhubungan dengan alat-alat tubuh), stres diartikan sebagai respon, reaksi, atau adaptasi terhadap alam, lingkungan maupun perubahan.

Tapi dalam bidang Psikologi, stres lebih diartikan sebagai stimulus ketimbang respon. Seperti pengertian dari Random House seperti rasa takut atau rasa sakit yang mengganggu atau mengacaukan kenormalan mekanisme alat-alat tubuh.

Louis B. Schlesinger dan Eugene Revitch lebih menartikan stres sebagai stimulus yang menciptakan gangguan terhadap kejiwaan. Stres bisa disebabkan oleh faktor eksternal (sosiologis dan situasional) maupun faktor internal (intrapsychic) yang berbahaya. Stres sering kali dirasakan sebagai penderitaan atau ketidaknyamanan.

Banyak peneliti maupun teoritis yang lebih tertarik melihat efek stres terhadap tubuh ketimbang efeknya terhadap prilaku atau reaksi psikologis seseorang atau suatu masyarakat.

Misalnya stres dapat menyebabkan kepala pusing, tekanan darah naik, asma, penyakit kulit dan gejala psikosomatis lain.

Karena itu masuk akal bila tindak kekerasan dan kriminalitas yang dilakukan individu atau masyarakat sebagai akibat dari stres, sangat jarang menjadi perhatian. Pelaku kekerasan dan kriminal lebih sering dicap sebagai berwatak jahat atau kriminal.

Bahkan sering perilaku semacam itu dikaitkan dengan faktor keturunan. Maka pendapat pakar Psikologi Halleck yang menyatakan bahwa kriminalitas merupakan suatu jenis adaptasi terhadap stres dalam kehidupan, memang menjadi tidak populer.

Sejumlah riset membuktikan bahwa stres seringkali mendorong seseorang melakukan tindak kekerasan dan perilaku kriminal.

Ini tidak saja terjadi di kalangan masyarakat bawah, tetapi juga di kalangan atas. Bedanya adalah penyebab stresnya (stresor). Di kalangan masyarakat bawah penyebab stres umumnya adalah akibat tekanan ekonomi dan status sosial yang rendah, rumah tinggal yang kumuh, lingkungan yang kelewat crowded, tidak adanya privacy, kurang hiburan, menjadi faktor penambah terjadinya stres.

Seringkali stres juga terjadi karena orang-orang bersangkutan tidak memiliki sumber daya dan ketrampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Dikalangan atas yang sering menjadi penyebab adalah perasaan jenuh atau bosan, keterasingan dari diri sendiri, maupun kehilangan makna hidup.

Ekspresi yang muncul dari stres itu biasanya adalah perubahan emosi, rasa marah, siap melawan apa saja dan siapa saja. Maka bisa dipahami kalau pelaku kriminalitas remaja menjadi fenomena di kalangan atas. Mereka adalah umumnya anak-anak orang kaya, terpelajar, yang kehilangan tujuan hidup, bingung dan stres karena mengalami konflik dalam prinsip-prinsip sosial.

Secara lebih rinci, Schlesinger dan Revitch menyebutkan sejumlah faktor eksternal penyebab stres. Antara lain lemahnya kontrol sosial dan rusaknya tata nilai, perubahan yang demikian cepat, efek dari teknologi komputer dan atom, tekanan ekonomi, dan sebagainya.

Dengan kata lain, stres dapat disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut yang akhirnya berbuntut pada tindak kekerasan dan kriminalitas.

Stres karena faktor internal ini ada kalanya juga bersifat sangat mendadak munculnya, tidak langsung dan psikogenik. Harga diri yang tersinggung secara tiba-tiba misalnya dapat mendorong seseorang tega membunuh orang lain.

Stres seringkali juga terjadi karena kurangnya atau rendahnya harga diri (self esteem) seseorang. Penyebabnya biasanya adalah pernah mengalami bahkan mungkin selalu mengalami tidak dihargai dan ditolak oleh lingkungannya.

Sedangkan perasaan bahagia, adanya harga diri, sedikit banyak juga karena hubungan interpersonal yang dimiliki dapat menghindakan diri dari stres.

Sebab itu melibatkan diri dalam pergaulan dengan orang lain, melibatkan diri dalam aktivitas sosial yang formal, hubungan yang dekat dengan pasangan hidup, keluarga dan teman-teman, serta diperolehnya dukungan sosial emosional dari lingkungan, menjadi sangat penting agar seseorang terhindar dari stres.

Yang paling utama adalah melalui pendekatan spritual, dengan memasrahkan kehidupan ini pada sang pencipta, selalu iklas menerima cobaan dan kebahagiaan adalah solusi yang paling ampuh untuk mengendalikan emosional yang sekaligus akan menghindarkan kita dari stres.


Tidak ada komentar: